Minggu, 12 Oktober 2014

Kemurnian Rumput Laut E. Cottonii Vs Rumput Laut Baceman

 Garam adalah merupakan benda yang tidak dapat dipisahkan dari dalam rumput laut, hal ini tentunya disebabkan oleh habitat hidup rumput laut yang berada di dalam air laut yang mengandung garam. Meskipun garam merupakan bagian dari struktur yang terkandung dalam rumput laut, zat ini tetap harus dipisahkan pada saat proses pembuatan Carrageenan. Sebetulnya saat dilakukan penjemuran garam akan keluar bersamaan dengan uap air, namun garam yang keluar bersamaan dengan uap air belum sepenuhnya keluar dari dalam rumput laut. Garam juga akan keluar dari dalam thallus rumput laut pada saat rongga di dalam rumput laut semakin sempit karena terjadinya proses pengeringan. Jaringan rumput laut yang semakin menyempit akan mendorong keluar garam yang berada di dalam jaringan rumput laut. Semakin kering rumput laut maka akan semakin berkurang kandungan garam yang ada di dalamnya.

Rumput laut yang telah dipisahkan dari kandungan garam yang berada di dalam rumput laut  biasa disebut sebagai purity (tingkat kemurnian rumput laut), sedangkan kotoran yang menempel pada rumput laut secara keseluruhan seperti pasir, sampah, kerikil, kerang-kerang kecil dan sampah lainnya disebut sebagai Impurity.
Proses pengeringan dengan menggunakan waring sangat tidak dianjurkan, bentuk waring yang berupa jaring mestinya bukan digunakan sebagai alas penjemuran rumput laut diatas tanah karena akan menyebabkan kotoran menempel pada permukaan thallus rumput laut. Kotoran yang biasanya menempel adalah pasir dan debu. Waring dapat digunakan sebagai alas penjemuran pada penjemuran rumput laut dengan para-para.
Kemurnian Rumput Laut E. Cottonii Vs Rumput Laut Baceman
Rumput laut kering tanpa dibacem

Rumput Laut Baceman
Rumput laut kering mestinya bebas dari kotoran termasuk di dalamnya garam, namun demikian ada sebagian Petani rumput laut yang berlaku curang dengan cara menambahkan garam pada saat melakukan penjemuran, tujuannya adalah untuk menambah berat rumput laut, penambahan garam untuk menambah berat rumput laut ini sering disebut sebagai “Pembaceman” hasil rumput laut yang telah kering disebut sebagai rumput laut bacem. Pembaceman biasanya dilakukan dengan cara membuat larutan air garam dalam konsentrasi tertentu untuk kemudian air garam tersebut digunakan untuk merendam rumput laut yang sebelum dijemur. Beberapa petani bahkan kadang memberikan garam secara berlebihan agar jumlah timbangan rumput laut yang dijualnya menjadi lebih berat.


Secara fisik rumput laut yang dibacem tidak beda jauh dengan rumput laut yang dikeringkan dengan cara biasa, bahkan kadang justru terlihat sangat kering, namun apabila diperhatikandengan seksama akan dapat dilihat bahwa ternyata yang tampak kering hanya garam dan lapisan luarnya saja. Rumput laut yang dibacem juga akan menyebabkan rumput laut rusak, garam kering berlebihan yang menutupi hampir semua lapisan luar thallus akan mudah menyerap air dari sekitarnya saat suhu diluar lembab. Air yang diserap oleh garam dari lingkungansekitarnya adalah air tawar dan rumput laut akan menjadi rusak saat dirinya terkontaminasi oleh air tawar.
Kemurnian Rumput Laut E. Cottonii Vs Rumput Laut Baceman
Rumput laut kering hasil baceman, garam terlihat banyak menempel pada permukaan thallus

Karena jumlah konsentrasi garam yang berlebihan juga akan menyebabkan reaksi kimia terjadi pada rumput laut, hal ini akan menyebabkan rumput laut kehilangan elastisitasnya sehingga mudah putus saat rumput laut tersebut di tarik. 

Ciri-ciri rumput laut yang dibacem
Ada beberapa hal yang dapat dilihat secara fisik untuk mengetahui rumput laut dibacem atau tidak, yaitu:

  • •    Saat rumput laut masih dalam kondisi kadar air tinggi akan memperlihatkan warna yang lebih menarik, dengan warna cerah transparan dan terkesan berair. Rumput laut mudah putus saat ditarik.
  • •    Dalam kondisi kering rumput laut akan terlihat kaku dan banyak terlihat garam yang menempel pada permukaan thallus, pada saat garam dibersihkan batang thallus akan terasa melengket di tangan saat di tekan, rumput laut juga akan mudah putus saat ditarik.
Pada awalnya kebiasaan membacem rumput laut dilakukan oleh para Petani di daerah Madura, namun saat ini Petani di beberapa daerah budidaya rumput laut juga melakukan hal yang sama seperti Jeneponto (Sulawesi Selatan) dan beberapa daerah di NTT.

Kadar garam ideal (purity) yang terkandung dalam rumput laut adalah 20% dengan kotoran selain garam maksimal 4%. Kondisi tersebut akan dapat dicapai dengan melakukan penjemuran hingga kadar air berada pada kisaran 25% hingga 35%. Oleh karena itu pembersihan rumput laut sebelum dilakukan pengemasan sangat perlu dilakukan, pembersihan rumput laut dapat dilakukan dengan pengayakan menggunakan jaring kawat untuk memisahkan rumput laut dengan kotoran yang tercampur dan menempel pada rumput laut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar