Sabtu, 11 Oktober 2014

Cara Penjemuran Rumput Laut E. Cottonii & Standar Kekeringannya

Para pelaku bisnis rumput laut di Indonesia rata-rata mengalami masalah tingkat kekeringan rumput laut yang dibeli dari Petani. Produk yang dibeli dari Petani tingkat kekeringannya masih jauh dibawah standar yang dibutuhkan oleh Industri pengolahan rumput laut. Pengumpul local biasanya membeli rumput laut dengan kadar air masih berada pada level 38% ke atas sehingga ketika rumput laut akan dijual baik untuk keperluan industry local maupun export harus dilakukan penjemuran dan proses pembersihan ulang. Kekeringan ideal yang dikehendaki oleh Industri pengolahan rumput laut maksimal adalah 35%.

Rumput laut yang kekeringannya telah mencapai standar akan mempunyai banyak keunggulan jika dibandingkan dengan rumput laut yang kekeringannya masih dibawah standar. Rumput laut kering akan mempunyai rendemen yang tinggi dan akan aman saat disimpan dalam waktu yang lama. Rumput laut kering juga akan membuat rumput laut mudah dibersihkan dari kotoran yang menempel pada batang-batangnya, hal ini disebabkan oleh lapisan luar rumput laut yang mengandung semacam lendir yang akan menyebabkan kotoran merekat saat rumput laut tersebut masih mempunyai kandungan air yang tinggi. Bakteri yang dapat merusak rumput laut juga tidak akan hidup ketika rumput laut sudah berada dalam kondisi kering sehingga tidak akan membusuk walaupun disimpan dalam jangka waktu yang lama.
Cara Penjemuran Rumput Laut E. Cottonii & Standar Kekeringannya
Rumput laut dilakukan penjemuran ulang sebelum di jual ke luar daerah atau di export
Standar Kekeringan rumput laut
Seperti telah disampaikan diatas, rata-rata pelaku bisnis rumput laut mengeluh tentang tingkat kekeringan rumput laut yang dibeli dari Petani, dimana rumput laut yang mereka beli masih mempunyai kadar air yang tinggi. Masalah ini kemudian menjadi masalah yang cukup dilematis, Petani beralasan jika mereka menjemur rumput laut terlalu kering maka rumput laut yang mereka keringkan akan mengalami penyusutan yang tinggi sehingga akan mengurangi nilai jual mereka. Sebetulnya telah banyak dilakukan sosialisasi tentang standar kekeringan rumput laut yang dibutuhkan, namun Petani sering mendapatkan angin segar dimana rumput laut yang kekeringannya kuang standar tetap laku dijual bahkan dengan harga yang sama dengan rumput laut yang keringnya sudah standar, hal tersebut sering disebabkan oleh para tengkulak yang dikejar target untuk memenuhi kontrak mereka terhadap Buyer. Meskipun demikian perbaikan kwalitas rumput laut tetap harus mendapatkan perhatian, agar produk rumput laut Indonesia mampu bersaing dengan produk luar negeri.
MC, adalah istilah yang banyak digunakan oleh para pelaku bisnis rumput laut, MC adalah singkatan dari Moisture Content atau dapat diartikan sebagai kadar air yang terkandung di dalam rumput laut. Moisture Content (MC) terkait erat dengan proses penjemuran yang dilakukan, dalam cuaca normal tingkat kekeringan rumput laut tergantung jangka waktu penjemuran yang dilakukan. Semakin lama dijemur, rumput laut akan semakin kering tentunya.

Indikasi Rumput Laut Kering
Tingkat kekeringan ideal rumput laut yang dibutuhkan oleh Industri pengolahan rumput laut adalah antara 25% hingga 35%. Rumput laut yang telah mencapai kekeringan standar mempunyai cirri-ciri sebagai berikut:
  • 1.    Karena habitat tumbuh rumput laut berada didalam air laut yang bergaram maka thallus rumput laut juga mengandung garam didalamnya. Garam tersebut akan tertekan keluar melalui pori-pori rumput laut saat kadar airnya semakin berkurang karena ruangnya semakin sempit yang disebabkan oleh jaringannya yang kering. Oleh karena itu indikasi pertama rumput laut yang telah kering akan terlihat rumput laut tersebut telah mengeluarkan garam dari thallusnya.
  • 2.    Rumput laut yang telah kering juga dapat dilihat dari perubahan fisik rumput laut itu sendiri, pada saat basah rumput laut terlihat transparan bahkan bening seperti botol, pada saat rumput laut menjadi kering karena telah melalui proses penjemuran maka akan berubah menjadi pucat, keriput dan mengecil.
  • 3.    Rumput laut yang telah mengering akan berubah menjadi kaku dan akan terasa agak sakit saat digenggam di tangan.
  • 4.    Secara manual pengetesan tingkat kekeringan dapat dilakukan dengan cara membersihkan garam yang menempel pada rumput laut sampai bersih, kemudian dengan menggunakan ibu jari dan jari telunjuk tekan rumput laut tersebut. Jika rumput laut yang telah dbershkan tadi masih terasa melengket berarti kadar air yang berada di dalam rumput laut masih tinggi.
  • 5.    Normalnya perbandingan basah ke kering adalah 1:10 atau maksimal 1;12 artinya 10 kilo gram rumput laut akan menjadi 1 kg rumput laut kering. Dengan perbandingan tersebut maka akan didapatkan standar kekeringan antara 30 hingga 35%
    Cara Penjemuran Rumput Laut E. Cottonii & Standar Kekeringannya
    Rumput laut dengan kekeringan standar 25% hingga 35%
    Cara Penjemuran Rumput Laut E. Cottonii & Standar Kekeringannya
    Rumput laut belum mencapai standar kekeringan, masih terdapat pasir yang menempel dengan warna transparan seperti botol
Tekhnik Penjemuran
Untuk mendapatkan rumput laut kering sesuai dengan standar yang dibutuhkan, yaitu tingkat kekeringan yang bagus, tidak kotor dan warna yang bagus ada beberapa hal yang harus dilakukan, diantaranya:
Cara Penjemuran Rumput Laut E. Cottonii & Standar Kekeringannya
Para-para tempat penjemuran rumput laut
Cara Penjemuran Rumput Laut E. Cottonii & Standar Kekeringannya
Penjemuran rumput laut dengan sistem penjemuran gantung
  • 1.    Penjemuran harus dilakukan dengan menggunakan para-para atau dengan cara digantung dengan menggunakan tali pengikat rumput laut yang digunakan untuk budidaya, caranya, saat setelah dilakukan pemanenan rumput laut jangan dilepas dari tali pengikatnya melainkan langsung digantung pada tempat yang telah disediakan. Penjemuran dengan menggunakan waring yang diletakkan diatas tanah berpasir sangat tidak disarankan karena akan menyebabkan rumput laut terkontaminasi oleh pasir, kerang-kerang kecil, kerikil dan kotoran lainnya.
  • 2.    Waktu penjemuran sebaiknya dilakukan mulai pagi hari sekitar pukul 6:30 hingga sore hari sekitar pukul 17:00 dan jangan melakukan penjemuran saat cuaca mendung, karena sinar matahari yang tidak maksimal mengenai rumput laut akan mempengaruhi warna rumput laut saat telah mengering.
  • 3.    Tebal tumpukan rumput laut saat dilakukan penjemuran awal adalah 50 Centi meter, rumput laut yang dijemur dengan ketebalan yang minimal akan menyebabkan rumput laut cepat mengering namun akan membuat rumput laut terbakar oleh sinar matahari dan menyebabkan rumput laut berwarna gelap. Warna gelap rumput laut yang telah kering sangat tidk disukai oleh industry Carrageenan karena akan membuat tepung yang dihasilkan menjadi berwarna gelap.
  • 4.    Sistem jemur dengan cara diperam yaitu dengan cara menutup rumput laut dengan menggunakan terpal sangat tidak disarankan. Hal ini akan menyebabkan uap air yang keluar dari rumput laut akan jatuh kembali sebagai uap air tawar yang akan merusak rumput laut dan akan merusak gel strength dan tidak dapat diproses menjadi Carrageenan. Gunakanlah terpal rumput laut hanya pada saat terjadi hujan atau pada waktu malam hari agar rumput laut tidak terkena embun.
  • 5.    Rumput laut harus dihindarkan dari air tawar, rumput laut yang telah terkontaminasi air tawar akan rusak dan akan menyebabkan rusaknya Carrageenan yang terkandung di dalamnya sehingga rumput laut tidak dapat diproses menjadi Carrageenan, padahal zat inilah yang dibutuhkan oleh Industri pengolahan rumput laut.
  • 6.    Untuk meratakan tingkat kekeringan rumput laut yang dijemur, lakukanlah pembalikan secara berkala setiap 3 hingga 4 jam sekali.
  • 7.    Setelah umput laut kering jangan langsung dipacking, rumput laut yang masih dalam keadaan panas setelah dijemur masih akan mengeluarkan uap air dari dalamnya, sehingga ketika rumput laut langsung dipacking,  uap air akan keluar didalam karung dan akan menyebabkan rumput laut menjadi lembab kembali karena uap air tidak bisa keluar. Setelah rumput laut kering simpan dulu di dalam ruangan yang terlindung dari air hujan dan embun selama 1 malam, setelah itu baru dilakukan pengepackan.
  • 8.    Warna rumput laut kering akan terlihat pucat dan tidak transparan seperti botol, warna ideal yang dikehendaki oleh industry Carrageenan adalah merah - keungu-unguan (light reddish) atau coklat muda (light brown ) dan hijau muda.
Jangka waktu penjemuranUntuk mendapatkan tingkat kekeringan rumput laut dibutuhkan waktu beberapa hari agar rumput laut yang dijemur mencapai standar kekeringan yang diinginkan. Jangka waktu pengeringan dipengaruhi oleh hal-hal sebagai berikut:

  • 1.    Kondisi fisik rumput laut, rumput laut dengan thallus besar akan membutuhkan waktu lebih lama dalam penjemuran. Rumput laut yang ditanam pada lahan yang subur akan menghasilkan rumput laut dengan ukuran fisik besar dibandingkan dengan rumput laut yang ditanam pada lahan yang kurang subur. Metode penanaman juga berpengaruh terhadap bentuk fisik thallus, rumput laut yang ditanam dengan metode long line akan mempunyai fisik yang lebih besar jika dibandingkan dengan rumput laut yang ditanam dengan menggunakan metode lepas dasar.
  • 2.    Ketebalan tumpukan rumput laut saat dijemur, semakin tebal tumpukan rumput laut yang dijemur maka akan semakin lama proses penjemuran
  • 3.    Metode penjemuran, penjemuran rumput laut dengan cara digantung akan membuat rumput laut cepat kering, metode ini lebih dasarankan dalam proses penjemuran karena akan membuat rumput lebih bersih dan tidak menyebabkan rumput pasir dan kotoran lainnya menempel pada rumput laut. Namun penjemuran dengan cara digantung dibutuhkan biaya lebih banyak untuk membuat alat jemurnya.Permasalahan yang sering dihadapi Petani terkait dengan kekeringan 
Masalah kekeringan rumput laut ini sering menjadi permasalahan diantara para pelaku bisnis rumput mulai dari tingkat petani sampai exporter dan pabrikan. Hal ini disebabkan oleh belum adanya alat yang dapat dijadikan standar  pengukuran MC secara internasional. Selama ini pengukuran kadar air lebih banyak didasarkan pada instink dan kebiasaan yang berlaku, padahal hal ini sangat rentan sekali terhadap terjadinya perbedaan antara orang yang satu dengan lainnya.

Rasio penyusutan rumput laut yang harus difahami adalah bahwa total penyusutan dalam prosentase tidak dapat dijadikan ukuran dalam menentukan total penyusutan rumput laut. Banyak orang berfikir jika rumput laut mengalami penyusutan kadar air sebanyak 10% dari total rumput laut 10 Kilogram maka rumput laut tersebut akan menjadi 9 kilogram karena hanya susut 10%. Anggapan tersebut adalah anggapan yang tidak bisa dibenarkan karena ketika rumput laut menjadi semakin kering maka kotoran yang menempel pada rumput laut  seperti pasir, garam dan kotoran lainnya juga  akan hilang dan akan mengakibatkan total timbangan juga akan berkurang yang bisa saja kotoran tersebut jumlahnya 5% atau bahkan 10%.

Kadar air yang masih tinggi sering membuat suplayer rumput laut kecolongan dengan jumlah timbangan antara total timbangan pembelian ditingkat petani dan total timbangan Buyer, apalagi jka harus menempuh perjalanan jauh seperti antar pulau atau antar Negara. Rumput laut yang dibeli dari petani dalam kondisi air masih tinggi akan mengering dalam perjalanan, sehingga jumlah timbangan akan berkurang saat rumput laut tersebut sampai tujuan di tempat Buyer.

Kalangan industry Carrageenan sangat menghendaki agar kadar air rumput laut yang mereka beli sudah sesuai dengan standar kekeringan yang dikehendaki yaitu pada level 25% hingga 35%. Pada ingkat kekeringan tersebut rumput laut akan mempunyai rendemen (yield) yang tinggi dan akan mampu bertahan jika harus disimpan dalam jangka waktu yang lama. Namun demikian keinginan kalangan Industry tersebut hendaknya diikuti dengan harga yang bagus, sehingga kesejahteraan petani akan meningkat dan merekapun semakin bersemangat untuk terus melakukan budidaya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar