Rumput laut bahan baku pembuatan agar-agar (Agarophyte) dihasilkan dari berbagai belahan dunia, termasuk juga di Indonesia. Hingga saat ini Agarophyte dihasilkan dari dua jenis rumput laut yaitu Gellidium dan Gracilaria, kedua jenis rumput laut ini hidup secara luas dilaut baik hidup di perairan dingin maupun panas.
Rmput laut Gelidium hidup tersebar di wilayah geografis yang luas di berbagai negara. Terbesar dihasilkan dari pantai utara Spanyol, bagian tengah hingga ujung selatan pantai Portugal, dan pantai barat Maroko. Dalam jumlah yang lebih kecil ditemukan di Teluk Biscay pantai di sebelah barat daya Perancis.
Sebelum Perang Dunia Kedua, Jepang merupakan sumber utama penghasil Gellidium terbesar di dunia, tetapi kemudian industrialisasi telah menyebabkan menipisnya stok alam di Negara Sakura ini, dan jumlah hasil panen Jepang saat ini mirip dengan negara-negara penghasil Gellidium lainnya seperti Spanyol dan Maroko. Sementara itu Republik Korea memanen Gellidium untuk kepentingan komersial bagi industri lokal, di daerah sekitar pelabuhan selatan Pusan. Di Meksiko, Gelidium dipanen dari pantai Pasifik di daerah Baja California. Untuk jenis Gellidium Spesies air hangat dipanen secara alami di pantai selatan Jawa, Sumatera dan pulau-pulau lain di Indonesia yang terletak di antara Pulau Jawa dan Timor. Penghasil Gellidium lainnya adalah adalah Chile, China, Prancis dan Afrika Selatan, meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak.
Penjemuran rumput laut Gracilaria di salah satu gudang di Palopo, Indonesia |
Demikian juga dengan rumput laut Gracilaria, Rumput laut yang banyak dibudidayakan di Indonesia di areal tambak ini juga banyak dihasilkan diberbagai Negara, yang hidup sesuai dengan kondisi iklim dan spesies yang berbeda. Di Indonesia banyak dihasilkan didaerah Sulawesi, Jawa dan Bali. Gracilarian juga dihasilkan di Chile selatan dan pantai Atlantik Kanada. Chili adalah Negara yang merintis budidaya secara komersial dari rumput laut Gracilaria dengan menggunakan spesies Gracilaria chilensis, asli pantai selatan yang mengandung agar berkualitas tinggi. Ada juga Gracilaria liar yang dihasilkan di wilayah Chili. Gracilaria liar juga dihasilkan dari lautan Argentina dan Brazil, meskipun kuantitas kwantitas dan kwalitasnya tidak sebagus Gracilaria asal Chile
Negara China juga memproduksi Gracilaria dalam jumlah yang cukup signifikan, terutama di provinsi-provinsi selatan Guangxi dan Hainan, di tempat ini Gracilaria dibudidayakan di tambak dan muara sungai, Gracilaria juga dibudidayakan di wilayah Taiwan. Sebuah upaya yang lebih terpadu juga telah dilakukan di Viet Nam dalam beberapa tahun terakhir, dengan berbagai spesies Gracilaria yang tumbuh di laguna dan tambak di wilayah utara dan selatan. Di Pantai-wash, Rumput laut Gracilaria juga telah dipanen di wilayah Luderitz (Namibia) untuk beberapa tahun belakangan ini. Pada beberapa tahun yang lalu budidaya sukses juga telah dicapai di Luderitz Bay.
Sejak Perang Dunia II, rumput laut Gracilaria liar juga diambil dari Saldanha Bay di pantai barat Afrika Selatan. Di Thailand selatan, rumput laut Gracilaria juga telah menjadi sumber pendapatan bagi perempuan yang mengambil Gracilaria mengambang dari danau pasang surut dan laguna.
Kalau lagi dijemur rumput lautnya, mirip tembakau yach mas. Warna nya sama persis. Klo boleh tau berapa lama waktu penjemurannya mas. Di proses mentah atau atau sudah jadi mas kalau untu eksport nya?
BalasHapusItu jenis rumput laut Gracilaria, emang mirip tembakau warnanya. Proses pengeringannya butuh waktu 3-4 hari untuk mendapatkan kekeringan yang diinginkan yaitu kadar air 15 hingga 18%. Untuk export masih dalam bentuk raw material (bahan baku) atau sudah dalam bentuk tepung agar-agar
Hapus