Palopo adalah merupakan salah satu daerah penghasil rumput laut di Sulawesi Selatan, teristimewa wilayah ini merupakan penghasil rumput laut Gracilaria terbesar dan terbaik kwalitasnya diantara daerah-daerah lain penghasil rumput laut Gracilaria di seluruh Indonesia. Rumput Gracilaria asal Palopo sebenarnya bukan hanya dihasilkan dari wilayah Palopo saja melainkan juga dihasilkan dari beberapa daerah di sekitar Palopo, mulai dari Belopa hingga Malili bahkan ada juga yang berasal dari Morowali, Sulwesi Tengah. Menurut data yang diperoleh dari pemerintah setempat hasil produksi rumput laut Gracilaria asal Palopo mencapai 6.500 ton pada tahun 2012, jumlah tersebut sebagian di export dan sebagian lainnya digunakan untuk produksi agar-agar dalam negeri.
Rumput laut Gracilaria asal Palopo di hasilkan dari tambak-tambak petani dari wilayah Belopa, Ponrang, Palopo, Bone-Bone, Malangke dan Malili. Meskipun berasal dari wilayah yang berbeda rumput laut dari beberapa wilayah ini mempunyai kwalitas yang sama.
Tata Niaga rumput lat Gracilaria di Palopo
Tidak jauh berbeda dengan tata niaga rumput laut E. Cottonii, dimulai dari Petani kemudian pengumpul local yang kemudian dijual kepada exporter di Makassar atau kepada industry pengolahan rumput laut di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Jawa dan Medan. Petani rumput laut Gracilaria di Palopo juga melakukan system pembiayaan seperti yang dilakukan oleh para petani rumput laut Eucheuma Cottonii, dimana petani melakukan kerja sama dengan pengumpul local dengan menggunakan dana pengumpul local untuk pembiayaan proses produksi dengan system pengembalian pemotongan hasil panen. Meskipun rentan dengan system ijon, pola ini sudah berjalan sejak lama dan cukup membantu petani dalam budidaya rumput laut Gracilaria.
Disamping dijual pada pengumpul local, rumput laut Gracilaria hasil panen petani juga dijual kepada beberapa perusahaan agar-agar yang membuka cabang pembelian di daerah Palopo. Petani pembudidaya rumput laut Gracilaria kadang juga mendapatkan pembinaan dari perusahaan-perusahaan tersebut bahkan kadang juga mendapatkan bantuan modal kerja untuk biaya penanaman rumput laut mereka.
Nama Palopo sudah cukup di kenal di kalangan industry agar-agar dunia, Importir rumput laut sering mensyaratkan agar rumput laut yang akan dibeli berasal dari Palopo, mereka sudah cukup mengenal kwalitas rumput laut Gracilaria asal Palopo, menurut mereka rumput laut Gracilaria asal Palopo mempunyai kandungan yield yang tinggi dan mudah diproses untuk dijadikan agar-agar. Di Indonesia memang ada beberapa daerah lain yang menghasilkan rumput laut Gracilaria, namun kwalitasnya belum mampu menandingi rumput laut asal Palopo.
Karakteristik rumput laut Gracilaria asal Palopo
Secara fisik rumput laut Gracilaria asal Palopo memang beda dengan daerah-daerah lainnya, dimana rumput laut asal daerah ini mempunyai warna yang tajam, dengan aroma yang menyengat dan thallusnya terlihat padat berisi baik pada saat masih basah maupun setelah kering. Batang thallus rumput Gracilaria asal Palopo juga panjang dan dapat mencapai 30 Centi meter dan tidak mudah putus saat ditarik.
Kwalitas baik yang dimiliki oleh rumput laut Gracilaria asal Palopo sebetulnya lebih disebabkan oleh strktur tanah di wilayah ini yang memang cukup kondusif untuk budidaya rumput laut Gracilaria. Di samping itu petani di wilayah ini sudah cukup mapan dan berpengalaman dalam tekhnik budidaya rumput laut Gracilaria.
Pengelolaan
Rumput laut yang dibeli dari Petani oleh pengumpul biasanya masih belum memenuhi standar kwalitas yang dibutuhkan baik tingkat kekeringannya maupun kebersihannya. Rumput laut yang dibeli dari petani biasanya masih memiliki kadar air hingga 30% dengan tingkat kotoran yang juga masih tinggi. Oleh karena itu proses ulang oleh pengumpul harus dilakukan agar rumput laut mencapai standar yang dibutuhkan. Proses ulang yang dilakukan oleh pengumpul biasanya meliputi penjemuran ulang, pembersihan dari kotoran.
Standar kekeringan rumput laut Gracilaria adalah 15% dengan kotoran maksimal 4%. Untuk mendapatkan standar sperti itu biasanya pengumpul harus menanggung penyusutan rumput laut yang dibeli dari petani hingga 30%. Pengepakan dilakukan dengan menggunakan mesin press dengan system hidrolik, rumput laut dipress dengan ukuran 50 x 75 CM dengan berat masing-masing bale 50 kilo gram. Setelah rumput laut dipress, pengumpul membawanya ke Makassar untuk dijual kepada exporter maupun kepada pabrik pengolahan rumput laut untuk dibuat menjadi agar-agar.
Rumput laut Gracilaria asal Palopo di hasilkan dari tambak-tambak petani dari wilayah Belopa, Ponrang, Palopo, Bone-Bone, Malangke dan Malili. Meskipun berasal dari wilayah yang berbeda rumput laut dari beberapa wilayah ini mempunyai kwalitas yang sama.
Rumput Laut Gracilaria asal Palopo, warnanya tidak kabur dengan thallus padat berisi |
Tidak jauh berbeda dengan tata niaga rumput laut E. Cottonii, dimulai dari Petani kemudian pengumpul local yang kemudian dijual kepada exporter di Makassar atau kepada industry pengolahan rumput laut di beberapa wilayah di Indonesia seperti di Jawa dan Medan. Petani rumput laut Gracilaria di Palopo juga melakukan system pembiayaan seperti yang dilakukan oleh para petani rumput laut Eucheuma Cottonii, dimana petani melakukan kerja sama dengan pengumpul local dengan menggunakan dana pengumpul local untuk pembiayaan proses produksi dengan system pengembalian pemotongan hasil panen. Meskipun rentan dengan system ijon, pola ini sudah berjalan sejak lama dan cukup membantu petani dalam budidaya rumput laut Gracilaria.
Disamping dijual pada pengumpul local, rumput laut Gracilaria hasil panen petani juga dijual kepada beberapa perusahaan agar-agar yang membuka cabang pembelian di daerah Palopo. Petani pembudidaya rumput laut Gracilaria kadang juga mendapatkan pembinaan dari perusahaan-perusahaan tersebut bahkan kadang juga mendapatkan bantuan modal kerja untuk biaya penanaman rumput laut mereka.
Petani rumput laut di Malangke sedang memanen rumput laut Gracilaria |
Karakteristik rumput laut Gracilaria asal Palopo
Secara fisik rumput laut Gracilaria asal Palopo memang beda dengan daerah-daerah lainnya, dimana rumput laut asal daerah ini mempunyai warna yang tajam, dengan aroma yang menyengat dan thallusnya terlihat padat berisi baik pada saat masih basah maupun setelah kering. Batang thallus rumput Gracilaria asal Palopo juga panjang dan dapat mencapai 30 Centi meter dan tidak mudah putus saat ditarik.
Kwalitas baik yang dimiliki oleh rumput laut Gracilaria asal Palopo sebetulnya lebih disebabkan oleh strktur tanah di wilayah ini yang memang cukup kondusif untuk budidaya rumput laut Gracilaria. Di samping itu petani di wilayah ini sudah cukup mapan dan berpengalaman dalam tekhnik budidaya rumput laut Gracilaria.
Penjemuran ulang rumput laut Gracilaria di sebuah gudang di Palopo |
Rumput laut yang dibeli dari Petani oleh pengumpul biasanya masih belum memenuhi standar kwalitas yang dibutuhkan baik tingkat kekeringannya maupun kebersihannya. Rumput laut yang dibeli dari petani biasanya masih memiliki kadar air hingga 30% dengan tingkat kotoran yang juga masih tinggi. Oleh karena itu proses ulang oleh pengumpul harus dilakukan agar rumput laut mencapai standar yang dibutuhkan. Proses ulang yang dilakukan oleh pengumpul biasanya meliputi penjemuran ulang, pembersihan dari kotoran.
Rumput laut telah dipress dan sudah dalam bentuk bale dengan ukuran 50 X 75 CM dan berat 50 KG |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar