Tim gabungan arkeolog Internasional dari Polandia dan Amerika Serikat telah sukses mendapatkan dua penemuan penting di pelabuhan kuno berumur sekitar 2.000 tahun di Berenike di pantai Laut Merah Mesir, menurut laporan berita PAP (Sains dan Beasiswa di Polandia). Temuan tersebut juga termasuk lambung kapal dari zaman Romawi dan sebuah lahan pemakaman yang luas untuk binatang. Mereka juga telah menemukan sisa-sia peninggalan yang menunjukkan beberapa bangunan utama pelabuhan melalui penelitian geofisika.
Berenike, yang kadang juga disebut sebagai Berenice, didirikan pada abad ke-3 SM oleh Firaun Ptolemy II (285-246 tahun SM), sepeninggal ibunya, Berenice I Mesir. Awalnya, pelabuhan ini digunakan untuk pengiriman gajah Afrika, yang digunakan dalam perang melawan Seleucid di daerah Timur Dekat, setelah impor gajah India diblokir. Kota ini juga merupakan tempat berlindung dan tempat tinggal sementara bagi para pelaut, pedagang dan masyarakat umum dari seluruh penjuru dunia, karena tempat ini memberikan tempat yang aman di sepanjang rute pelayaran berbahaya di Laut Merah yang terdapat banyak terumbu karang berbahaya dan perampokan oleh bajak laut. Pada periode Romawi, Berenike berkembang menjadi sebuah kota imperium perdagangan: rempah-rempah, kemenyan, mutiara dan tekstil yang dikirim melalui Berenike ke Alexandria dan Roma.
Penggalian pertama kali dilakukan di Berenike pada tahun 1994 dan masih berlanjut hingga sekarang. Salah satu temuan yang paling signifikan dalam beberapa bulan terakhir adalah lambung kapal, yang merupakan penemuan lambung kapal pertama yang telah terawetkan dan diperkirakan kapal ini dibuat pada periode Romawi di Mesir. Lokasi lambung kapal menunjukkan bahwa kapal telah dibongkar dan bagian-bagiannya disimpan di gudang dekat pelabuhan tersebut.
"Ini akan menjadi penemuan pertama kalinya yang membuat kita tahu ukuran kapal sebenarnya dan konstruksi kapal Laut Merah, karena tidak ada kapal kuno yang ditemukan, atau bahkan bangkai kapal yang masih bertahan sampai hari ini," kata Iwona Zych dari Pusat Arkeologi Mediterania, Universitas Warsawa.
Penemuan kedua dan sedikit lebih menarik di Berenike adalah sebuah kuburan besar untuk binatang-binatang kecil. Sejauh ini, tim peneliti telah menemukan sisa-sisa 60 hewan yang terdiri dari sejumlah besar kucing, sejumlah kecil anjing, dua monyet vervet, dan babon. Sebagian besar hewan-hewan itu ditemukan di dalam tanah liat. Menariknya, salah satu monyet memiliki kalung logam, yang menunjukkan bahwa mungkin telah dipelihara sebagai hewan peliharaan.
Dr Marta Osypińska, yang memimpin proyek arkeologi ini, berspekulasi bahwa konsentrasi besar penguburan hewan mungkin menandakan semacam wabah atau penyakit yang terjadi di pelabuhan tersebut. Atau, mungkin binatang-binatang tersebut digunakan dalam ritual sebelum perjalanan laut dilakukan, atau mungkin hanya merupakan tempat untuk mengubur hewan peliharaan mereka yang telah mati. Penelitian lebih lanjut diharapkan akan membantu untuk mengungkap alasan yang tepat tentang pemakaman binatang ini, yang akan dapat menjelaskan kehidupan dan budaya yang terjadi di pelabuhan Mesir kuno ini.
Arkeolog yang melakukan penelitian di Berenike juga telah memperoleh kemajuan dalam pemetaan seluruh tata letak pelabuhan kuno ini. Dengan menggunakan metode pemindaian terbaru berteknologi tinggi, tim peneliti telah mampu mengidentifikasi garis besar bangunan dan struktur lain yang belum digali.
"Hasil penggalian tahun ini sangat memuaskan. Kami telah menemukan struktur yang benar-benar tak terlihat di permukaan. Diantaranya adalah bangunan yang menyerupai Tetrapylon (gerbang dengan empat pintu) di persimpangan dua jalan utama dan sebuah kompleks besar, mungkin tempat ini digunakan oleh masyarakat dengan tujuan administrasi atau tempat ibadah, di sebelah utara kota. Kita bisa berharap akan menemukan bangunan perkotaan yang paling penting di daerah itu, "kata Zych.(RR-14)
Berenike, yang kadang juga disebut sebagai Berenice, didirikan pada abad ke-3 SM oleh Firaun Ptolemy II (285-246 tahun SM), sepeninggal ibunya, Berenice I Mesir. Awalnya, pelabuhan ini digunakan untuk pengiriman gajah Afrika, yang digunakan dalam perang melawan Seleucid di daerah Timur Dekat, setelah impor gajah India diblokir. Kota ini juga merupakan tempat berlindung dan tempat tinggal sementara bagi para pelaut, pedagang dan masyarakat umum dari seluruh penjuru dunia, karena tempat ini memberikan tempat yang aman di sepanjang rute pelayaran berbahaya di Laut Merah yang terdapat banyak terumbu karang berbahaya dan perampokan oleh bajak laut. Pada periode Romawi, Berenike berkembang menjadi sebuah kota imperium perdagangan: rempah-rempah, kemenyan, mutiara dan tekstil yang dikirim melalui Berenike ke Alexandria dan Roma.
Berenike didirikan sebagai pelabuhan untuk mengimpor gajah perang Afrika. Gambar sumber. |
"Ini akan menjadi penemuan pertama kalinya yang membuat kita tahu ukuran kapal sebenarnya dan konstruksi kapal Laut Merah, karena tidak ada kapal kuno yang ditemukan, atau bahkan bangkai kapal yang masih bertahan sampai hari ini," kata Iwona Zych dari Pusat Arkeologi Mediterania, Universitas Warsawa.
Rekonstruksi kerangka kapal. Gambar: Rys. J. Rądkowska / Berenike Project, PCMA UW |
Dr Marta Osypińska, yang memimpin proyek arkeologi ini, berspekulasi bahwa konsentrasi besar penguburan hewan mungkin menandakan semacam wabah atau penyakit yang terjadi di pelabuhan tersebut. Atau, mungkin binatang-binatang tersebut digunakan dalam ritual sebelum perjalanan laut dilakukan, atau mungkin hanya merupakan tempat untuk mengubur hewan peliharaan mereka yang telah mati. Penelitian lebih lanjut diharapkan akan membantu untuk mengungkap alasan yang tepat tentang pemakaman binatang ini, yang akan dapat menjelaskan kehidupan dan budaya yang terjadi di pelabuhan Mesir kuno ini.
Arkeolog melakukan pengukuran di pemakaman kuno untuk binatang: Marta Osypińska, Piotr Osypiński, Kamila Braulińska. Foto: S. E. Sidebotham / Berenike Project, PCMA UW |
"Hasil penggalian tahun ini sangat memuaskan. Kami telah menemukan struktur yang benar-benar tak terlihat di permukaan. Diantaranya adalah bangunan yang menyerupai Tetrapylon (gerbang dengan empat pintu) di persimpangan dua jalan utama dan sebuah kompleks besar, mungkin tempat ini digunakan oleh masyarakat dengan tujuan administrasi atau tempat ibadah, di sebelah utara kota. Kita bisa berharap akan menemukan bangunan perkotaan yang paling penting di daerah itu, "kata Zych.(RR-14)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar